Mari berikan apresiasi untuk para marbot masjid mualaf untuk memiliki kehidupan cukup
Luar Biasa Sayangnya Rasulullah Kepada Para Marbot Masjid
Masjid disebut sebagai fondasi peradaban. Dimula ketika hijrah, Rasulullah membangun Masjid Quba terlebih dulu, kemudian membangun Masjid Nabawi di Madinah. Selain tempat ibadah, masjid juga menjadi tempat tarbiyah, pendidikan.
Peran Marbot hampir tiap hari tanpa mengeluh mengabdikan dirinya membersihkan dan menyiapkan segala keperluan di Masjid.
Salah satunya ialah Kakek Mursidin Uru sering dipanggil Kakek Moi, beliau merupakan seorang mualaf yang bekerja sebagai Marbot di Masjid Nurul Huda Moru, di Alor-NTT.
Kakek Moi saat ini berumur 64 Tahun, dan beliau sudah menjadi mualaf sejak 33 tahun lalu dan bekerja sebagai marbot. Selain bekerja sebagai marbot, Kakek Moi juga bekerja sebagi peternak kambing untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Kakek Moi bersama istri dan cucunya.
Kakek Moi bekerja sebagai marbot itu tidak digaji sama sekali, selama ia menjadi Marbot. Tak hanya itu, Kakek Moi juga harus berjalan kaki dari rumah nya ke masjid dengan jarak sekitar 2 KM dan harus melewati hutan tanjakan serta kali atau sungai.
Apalagi kalau kali yang dilewati meluap, kakek harus rela basah sampai ke lokasi masjid untuk membersihkan masjid supaya saat waktu sholat tiba para jamaah nyaman dan khusyuk. Sebenarnya ada jembatan yang bisa dilalui Kakek Moi, namun jaraknya menjadi lebih jauh lagi dan itu membuatnya tetap bertahan melewati aliran sungai.
Meski begitu, Kakek tidak pernah mengeluh, tujuan utamanya bekerja sebagai marbot masjid ialah untuk amalan di akhirat kelak, “Saya selama 33 tahun bekerja sebagai marbot karna ditunjuk langsung oleh orang-orang tua dulu, dan sampai sekarang saya masih tetap jadi marbot dan saya juga bekerja karna Allah swt, ya semoga apa yang saya kerjakan ini mendapatkan balasan dari Allah swt ketika saya meninggal nanti, Ungkap Kakek Moi.
Namun, hidup Kakek Moi masih serba kekurangan, ia harus bertahan hidup dengan penghasilan 15-20ribu/hari dari hasil ternak kambing milik orang lain. Bahkan untuk baju koko saja, ia hanya punya 1 yang digunakannya terus menerus.
Bukan hanya Kakek Moi, ada puluhan bahkan ratusan mualaf lainnya yang bernasib sama. Untuk itu, menyambut Ramadan yang sebentar lagi tiba ini, yuk sama-sama bantu Kakek Moi dan teman seperjuangannya untuk punya alat ibadah layak.
Tunggu apa lagi? Yuk, berdonasi sekarang dengan cara:
Berapapun nominal yang kamu sisihkan akan sangat berarti dan memberikan kebahagiaan bagi marbot masjid pelosok.